Sabtu, 17 Agustus 2013

Filsafat Bahasa: Golden Ways, Mario Teguh


PERNYATAAN MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS: SEBUAH TAFSIRAN FILSAFAT BAHASA

Oleh
SRI SUJATI





Mario Teguh sebagai motivator mungkin yang paling fenomenal saat ini. Selain acaranya, juga facebook dan twitternya banyak yang menyambanginya. Maka tidak salah kalau MURI memberikan penghargaan sebagai motivator paling fenomenal. Apa kekuatan acara Golden ways sehingga diserbu banyak kalangan?  Ternyata kekuatan Mario Teguh ada pada mengolah kata-kata. Pilihan katanya yang bernas, indah, dan dalam maknanya. Kalimat-kalimat yang mengandung perenungan mendalam. Ia sering menjungkirbalikkan logika, tetapi sangat logis jika dicerna. Kalimat-kalimatnya mengajak kita untuk memuliakan diri sendiri, orang lain, dan kehidupan. Kata-katanya bagai emas berkilauan yang mengalahkan kilau permata dan intan berlian manapun. Ia telah menyelami kehidupan ini sampai pada kedalaman yang orang lain tidak menjangkau.
Kata Kunci:  Kalimat, makna kata, maksud kalimat, perenungan, bijak

PENDAHULUAN
Acara Golden Ways di Metro Tv adalah salah satu acara yang mendapat rating tinggi. Belum lagi peserta yang ingin hadir di studio langsung harus mengantri. Apa yang menarik dari acara ini? Apakah pembawa acara (host) acaranya? Apakah isi motivasinya? Pertanyaan-pertanyaan itu berjejalan di otak saya ketika mendapat informasi tentang acara yang fenomenal ini. Kemudian beberapa kali saya menonton acara ini. Betul-betul luar biasa acara ini. Saya ketagihan untuk menunggu tayangannya.
Ternyata ada kekuatan maha dahsyat dari kalimat-kalimat Mario Teguh. Saya sering dibuat terpukau dan tertegun dengan kalimat-kalimatnya. Beberapa kalimat saya tuliskan di buku kerja saya, supaya saya bijaksana dalam bersikap. Dan saya merasa mempunyai pengingat setiap saya berbuat dan bersikap tidak bijak. Alangkah dahsyat, seperti cetar membahana badai kata Syahrini. Itulah yang menjadikan saya tertarik untuk menelaah kalimat-kalimat Mario Teguh

LANDASAN TEORETIK
Filsafat
            Manusia adalah makhluk yang berpikir. Ia diberi kelebihan oleh Tuhan dengan akal dan budi. Oleh karena itu, manusia selalu berpikir tentang lingkungannya, dirinya, hubungan dengan manusia lain, bahkan tentang Tuhan. Ketika sedang berpikir, merenung-renung tentang dirinya dan kehidupan ini untuk mencari hakikat/kebenaran yang hakiki itulah ia sedang berfilsafat.
            Dari sudut etimologisnya kata filsafat berasal bahasa Yunani yaitu Philien yang artinya mencintai dan Sophia yang artinya kebijaksanaan. Jika digabungkan, filsafat artinya mencintai kebijaksanaan.
            Dalam Encyclopedia America volume 21 (dalam Lubis) dikemukakan bahwa “Philosophy can be defined as rational critical thinking of a more or less systematic kind, about the conduct of life, the general nature of the world, and the justification of belief”.
            Filsafat merupakan pemikiran kritis yang sistematis dan meliputi kajian mengenai perilaku manusia dalam kehidupan dan semesta alam. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu refleksi dari akal budi mengenai esensi manusia dan alam semesta untuk mencari kebenaran hakiki.
            Namun perlu dibatasi bahwa kebenaran hakiki yang ditawarkan filsafat bukan kebenaran yang hakiki. Pergeseran nilai kebenaran dapat terjadi sesuai dengan perkembangan zaman dan kebudayaan yang dikelola manusia. Kebenaran hakiki hanya milik Tuhan. Kebenaran hakiki berupa risalah dari Tuhan melalui rasulNya.
Filsafat Bahasa
            Secara umum orang akan berasumsi bahwa filsafat bahasa memuat pengertian penggabungan dua kata yaitu filsafat dan bahasa atau bersifat melalui bahasa. Asumsi tersebut tidak dapat dipersalahkan, meskipun esensinya tidak seperti itu.
            Filsafat bahasa adalah bidang filsafat khusus yang dulu disebut filsafat analitik, yang menganalisis penggunaan bahasa sebagai sarana verbal untuk mengungkapkan kebenaran atau kejaksanaan. Filsafat bahasa lebih berkenaan dengan bagaimana suatu ungkapan bahasa itu mempunyai arti, sehingga analisis filsafati tidak lagi dimengerti berdasarkan pada logika teknis, baik logika formal maupun logika matematika, tetapi berfilsafat berdasarkan penggunaan bahasa (Wicoyo dalam Lubis).
             Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan Wicoyo,  Kaelan mengungkapkan bahwa filsafat bahasa adalah pemecahan masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat melalui analisis bahasa karena bahasa merupakan saran yang vital dalam filsafat.
            Dengan kata lain, filsafat bahasa adalah analisis nuansa filsafat melalui medium bahasa. Melalui medium bahasa, kebermaknaan unsur filsafat akan lebih jelas dan mudah dipahami.
Bahasa
            Linguis dan ahli psikologi telah mencoba selama berabad-abad untuk mendefinisikan bahasa. Oleh sebab itu, sebuah definisi mencerminkan teori dan bidang kajian yang melatarbelakangi.
            Berikut ini akan dikutip beberapa definisi Bahasa.
1.      Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh manusia yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat tertentu untuk komunikasi.
2.      Bahasa adalah ketrampilan khusus atau kompleks yang berkembang pada manusia secara spontan, tanpa ada upaya sadar atau formal, disebarkan tanpa kesadaran logika yang mendasari, yang secara kualitatif sama pada setiap orang untuk memproses informasi atau berperilaku secara cerdas.
3.      Bahasa adalah sarana untuk menyampaikan pikiran dan perasaan manusia, alat penyampai rasa santun, alat penyampai rasa solidaritas, alat penyampai rasa keakraban dan hormat, sebagai alat pengenalan diri, sebagai cermin peradaban bangsa (Poedjosoedarmo 2001: 170).
Setiap orang mempunyai dan menggunakan bahasa. Berbahasa merupakan kegiatan rutin manusia yang alamiah. Dengan bahasa manusia membedakan dirinya dengan makhluk lain yang ada di jagad raya ini. Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian secara internal artinya pengkajian terhadap struktur intern bahasa itu sendiri. Sebaliknya, kajian eksternal adalah kajian bahasa dikaitkan dengan hal-hal di luar bahasa. Kajian eksternal melibatkan beberapa disiplin ilmu.  
Kalimat
            Kalimat adalah kalimat satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran utuh. Kalimat terdiri atas topik yang menjadi pokok pembicaraan dan komen yang menjelaskan topik tersebut. Topik berupa subjek dan komen berupa predikat.
 Contoh:          Remaja sekarang sangat senang dengan kata galau.
Topik kalimat di atas adalah remaja sekarang, sedangkan komen adalah sangat senang dengan kata galau.
            Selain secara struktur, kalimat akan berterima jika mengikuti logika dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. Berikut ini contoh kalimat tidak berterima.
1.      Pengemis itu sangat bangga dengan kemiskinannya.
2.      Anda akan mendapat keuntungan yang berlipat jika ikut judi berhadiah.
Kalimat (1) tidak berterima karena tidak logis, dan kalimat (2) tidak berterima karena menyalahi sistem nilai.

PEMBAHASAN
            Sebelum saya membahas kalimat-kalimat Mario Teguh dalam Golden Ways, alangkah baiknya kita mengenal sosok Mario Teguh terlebih dahulu. Pengenalan ini paling tidak dapat membantu kita dalam memahami kalimat-kalimatnya.
Nama aslinya adalah Sis Maryono Teguh, tetapi saat tampil di depan publik, ia menggunakan nama Mario Teguh. Mario Teguh  lahir di Makassar, 5 Maret 1956. Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Mario Teguh sempat bekerja di Citibank, kemudian mendirikan Bussiness Effectiveness Consultant, Exnal Corp, menjabat sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Senior Consultan. Beliau juga membentuk komunnitas Mario Teguh Super Club (MTSC).
Mario Teguh adalah seorang muslim yang menjadi motivator dan konsultan bisnis dan kepribadian. Ia adalah motivator Indonesia yang paling mahal dan telah mendapat penghargaan dari Meseum Rekor Indonesia (MURI) sebagai motivator yang paling banyak follower/pengikutnya di facebook.
Sebelumnya Beliau membawakan acara bertajuk Business Art di O’Channel. Kemudian namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat ketika ia membawakan acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.
Adalah kalimat-kalimatnya yang memukau itu menjadikan acaranya diburu banyak kalangan. Yang hadir dalam acaranya berasal dari berbagai kalangan baik tua maupun muda. Yang hadir dan yang menonton ingin mendapat pencerahan dari kebijaksanaan kata-katanya yang dalam, sedalam samudera. Magnet lainnya adalah penyampaiannya yang lembut, pelan, tetapi kata-katanya bernas dapat menusuk ke sanubari. Selain itu, Mario Teguh memang mengagumkan karena logikanya yang luar biasa.
Saya akan membahas kekuatan kalimat-kalimat Mario Teguh dalam acara Golden Ways yang acak.
1.       Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya.  Bila Anda merasa takut, Anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani.
Pernyataan di atas terdiri atas dua hal, yaitu takut dan berani. Mario Teguh mengontraskan dan memadukan dua hal yang berbeda. Secara semantik makna kata takut berbeda dengan makna kata berani, justu keduanya beroposisi atau kebalikannya. Namun, kalau direnungkan memang benar bahwa keberanian itu akan muncul setelah takut. Ketakutanlah yang menjadi kekuatan untuk berani. Dari sudut filsafat, ada orang takut itu karena ada orang berani, dan ada orang berani karena yang lain takut.  Intinya, sesuatu itu memberi keberadaan bagi yang lain

2. Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua. Namun, pemuda yang berorientasi pada keamanan telah menua sejak muda.
Pernyataan di atas mengandung makna bahwa tua muda tidak selalu dikaitkan dengan fisiologi, tetapi berkaitan dengan pola pikir. Misalnya seorang sarjana yang ingin menjadi PNS, berarti ia ingin aman. PNS dianggap profesi paling aman secara finansial. Oleh Mario Teguh dikatakan sarjana tadi telah menua sebelum waktunya. Dan sebaliknya misalnya orang yang tua yang senang dengan tantangan atau kesempatan mencoba bisnis baru, ia dapat dikatakan tidak pernah menua dari sisi ide/gagasan. Karena dunia bisnis penuh dengan kompetisi. Siapa yang kreatif, maka ia akan selalu hidup (di dunia bisnis). Filsafat bahasa memberikan makna menua itu berbeda dengan tua. Tua itu keadaan, sedangkan menua itu proses tua. Bagi orang muda proses tua itu lebih mengerikan dan dahsyat, sedangkan bagi orang tua proses tua tidak diinginkan sama sekali. Luar biasa sekali Mario Teguh menggunakan kata menua.

3. Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila Anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama Anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru.
Kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa pembaruan adalah aktivitas dengan meninggalkan cara-cara lama. Kalimat ini mengkritisi orang-orang yang suka menyebut diri agen pembaharuan, tetapi mereka masih menggunakan cara lama. Anda pun perlu merenungi kalimat ini kalau ingin menjadi pribadi baru. Memang tidak mudah meninggalkan cara lama apalagi sudah menjadi kebiasaan. Oleh karena itu, frasa berkeras untuk mempertahankan digunakan Mario Teguh untuk menekankan logika bahwa cara lama telah menjadi kebiasaan.  Dan mengapa Mario tidak menggunakan  anak kalimat bila Anda tidak meninggalkan cara-cara lama Anda. Karena untuk menjadi pribadi baru, dibutuhkan kemauan tinggi dengan melawan arus. Memang tidak  mudah menjadi pribadi baru.
4. Bila Anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat Anda, bakatilah apapun pekerjaan Anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang yang berbakat.
Ada kata yang menarik dari kalimat di atas, yaitu kata bakatilah. Kata ini digunakan untuk menyesuaikan kata bakat pada anak kalimat. Mario Teguh sangat cerdas dalam mengutak-atik kata. Proses pembentukan kata bakati mungkin beranalogi dengan proses pembentukan kata kenal mendapat akhiran –i menjadi kenali. Makna imbuhan –i adalah kausatif, ‘menyebabkan jadi’. Sebenarnya Mario Teguh ingin mengatakan tekuni pekerjaan Anda seperti orang berbakat.

 5.Orang-orang yang minta gaji lebih biasanya tidak dapat lebih, tapi yang melakukan lebih dan berkualitas akan mendapat lebih.  
Penggunaan kata lebih yang berulang-ulang secara paralel menyebabkan kalimat harmoni didengar dan indah. Retorika paralelisme bukan sekadar tebar pesona kata-kata. Namun, Mario Teguh mempunyai maksud bahwa kata lebih itu yang ingin ditonjolkannya.
            Mario Teguh memang mempunyai kecerdasan verbal yang bagus. Pilihan katanya bernas, disusun dengan indah. Kalimatnya juga mudah dicerna. Ia sangat piawai memberi motivasi. Dan bersamanya sepertinya hidup ini mudah. Apakah benar hidup ini mudah? Berikut ini pernyataannya:
Ada yang mengatakan hidup itu tak semudah omongan saya. Saya setuju. Maka dari itu saya tidak pernah mengatakan bahwa hidup itu mudah. Sebab kalau benar hidup itu mudah, kita tidak perlu berada di ruangan ini untuk bersama-sama mempelajari kehidupan.


PENUTUP
Kalimat-kalimat Mario Teguh sebenarnya sederhana, dengan menyatakan sesuatu yang berlawanan, misal takut dan berani, tua dan muda, baru dan lama, berbakat dan tidak berbakat, serta lebih dan tidak lebih, tetapi makna dari yang berlawanan itu sangat dalam.               Itu artinya bahwa sesuatu  yang dianggap lemah justru akan menjadi kekuatan bagi yang lain atau yang berlawanan itu.
Mario Teguh juga mengajak kepada kita merenungi apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, dan apa yang sudah kita lakukan. Kalimat-kalimat yang penuh makna perenungan menjadikan kita bijak berpikir, bijak merasakan, dan bijak berbuat untuk kemuliaan hidup dan kehidupan.
Maka tak salah jika acaranya disebut Golden Ways. Kata-kata yang bijak yang berkilauan bagai emas bagai logam mulia yang mahal. Harga yang ditebus sangat mahal untuk sebuah kalimat. Karena Mario teguh adalah motivator paling mahal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar